Sorgum sebuah tanaman serealia yang sering kita
dengar.. tapi tahukah bagaimana tanaman sorgum, manfaatnya apalagi budidayanya?.
Di NTB apakah sudah ada budidaya sorgum?? Pertanyaan ini tentu akan beragam
tapi sebelum menjawab pertanyaan ini mari kita telusuri seluk beluk tanaman
sorgum itu
Sorgum
(Sorghum bicolor) merupakan
tanaman serealia yang cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia karena
mempunyai adaptasi lingkungan yang cukup luas, khususnya pada lahan marginal.
Sorgum merupakan komoditas alternatif untuk pangan, pakan, dan industri. Biji
sorgum mempunyai nilai gizi setara dengan jagung, namun kandungan tanin yang
tinggi menyebabkan pemanfaatannya masih terbatas. Selain itu, biji sorgum sulit
dikupas sehingga diperlukan perbaikan teknologi penyosohan antara lain dengan
menggunakan penyosoh beras yang dilengkapi dengan silinder gurinda batu.
Masalah utama pengembangan sorgum adalah nilai keunggulan komparatif dan
kompetitif sorgum yang rendah, penanganan pascapanen yang masih sulit, dan
usaha tani sorgum di tingkat petani belum intensif. Untuk mengatasi masalah
tersebut diperlukan pengelolaan sistem produksi sorgum secara menyeluruh
(holistik) yang mencakup empat dimensi, yaitu: 1) wilayah, (areal tanam), 2) ekonomi (nilai keunggulan komparatif dan
kompetitif sorgum terhadap komoditas lain), 3) sosial, (sikap dan persepsi
produsen terhadap sorgum sebagai bagian dari usaha taninya), dan 4) industri
(nilai manfaat sorgum sebagai bahan baku industri makanan dan pakan).
Sorgum (Sorghum bicolor L.)
merupakan tanaman serealia yang
potensial untuk dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah
marginal dan kering di Indonesia. Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi
agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input
lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibading tanaman
pangan lain. Selain itu, tanaman sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi,
sehingga sangat baik digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan ternak
alternatif. Tanaman sorgum telah lama dan banyak dikenal oleh petani Indonesia
khususnya di daerah Jawa, NTB
dan NTT. Di Jawa sorgum dikenal dengan nama Cantel, dan biasanya petani
menanamnya secara tumpang sari dengan tanaman pangan lainnya. Produksi sorgum
Indonesia masih sangat rendah, bahkan secara umum produk sorgum belum tersedia
di pasar-pasar
Tanaman sorgum
toleran terhadap kekeringan dan genangan air, dapat berproduksi pada lahan
marginal, serta relatif tahan terhadap gangguan hama/penyakit. Biji sorgum dapat
digunakan sebagai bahan pangan serta bahan baku industri pakan dan pangan
seperti industri gula, monosodium glutamat (MSG), asam amino, dan industri
minuman. Dengan kata lain, sorgum merupakan komoditas pengembang untuk
diversifikasi industri secara vertikal.
Sorgum
merupakan komoditas sumber karbohidrat yang cukup potensial karena kandungan
karbohidratnya cukup tinggi, sekitar 73 g/100 g
bahan. Namun, masalah utama penggunaan
biji sorgum sebagai bahan pangan maupun pakan adalah kandungan tanin
yang cukup tinggi, mencapai 0,40−3,60%.
Sorgum dapat diproses menjadi
tepung yang bisa diolah menjadi aneka produk makanan yang mempunyai nilai
tambah tinggi. Di Thailand, misalnya, makanan berbasis tepung ini variasinya
banyak sekali. Mulai dari kue basah hingga bubur bayi. Anehnya, di Indonesia,
sorgum bukanlah menu favorit dan kalah populer dibanding beras. Padahal, dari nilai gizinya sorgum jauh lebih unggul ketimbang beras. Lihat saja. Kandungan
protein satu gram sorgum ternyata 1,6 kali lipat ketimbang beras. Sorgum juga memiliki kandungan besi 5,5
kali lipat ketimbang beras, 2,05 kali lipat fosfor, 3,1 kali lipat vitamin B1,
4,7 kali lipat lemak dan 4,6 kali lipat kalsium.
Unsur Nutrisi
|
Kandungan/100 g
|
|||||
Beras
|
Jagung
|
Singkong
|
Sorgum
|
Kedele
|
||
Kalori (cal)
|
360
|
361
|
146
|
332
|
286
|
|
Protein (g)
|
6.8
|
8.7
|
1.2
|
11.0
|
30.2
|
|
Lemak (g)
|
0.7
|
4.5
|
0.3
|
3.3
|
15.6
|
|
Karbohidrt (g)
|
78.9
|
72.4
|
34.7
|
73.0
|
30.1
|
|
Kalsium (mg)
|
6.0
|
9.0
|
33.0
|
28.0
|
196.0
|
|
Besi (mg)
|
0.8
|
4.6
|
0.7
|
4.4
|
6.9
|
|
Posfor (mg)
|
140
|
380
|
40
|
287
|
506
|
|
Vit. B1 (mg)
|
0.12
|
0.27
|
0.06
|
0.38
|
0.93
|
|
Sorgum juga
merupakan tanaman penghasil pakan
hijauan sekitar 15−20 t/ha/tahun , dan pada kondisi optimum dapat mencapai 30−45
t/ha/tahun Di negara-negara miskin di daerah beriklim
kering, umumnya sorgum diusahakan sebagai tanaman pangan. Namun, di
negara-negara maju yang persediaan bahan pangannya berlimpah, sorgum ditanam sebagai
bahan pakan karena kandungan gizinya cukup tinggi (setara dengan jagung) serta
sebagai bahan baku industri. Untuk mengembangkan sorgum diperlukan keterkaitan antara pemerintah, petani
produsen, dan pabrik pakan ternak. Dengan adanya keterkaitan tersebut, produksi
sorgum dapat ditampung oleh industri
pakan sehingga terdapat jaminan pasar bagi petani
POTENSI
LAHAN DAN PRODUKSI SORGUM
Areal yang
berpotensi untuk pengembangan sorgum di Indonesia sangat luas, meliputi daerah
beriklim kering atau musim hujannya pendek serta tanah yang kurang subur.
Daerah penghasil sorgum dengan pola pengusahaan tradisional adalah Jawa Tengah
(Purwodadi, Pati, Demak, Wonogiri), Daerah Istimewa Yogyakarta (Gunung Kidul,
Kulon Progo), Jawa Timur (Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo), dan
sebagian Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur. Di lahan tegal dan sawah tadah hujan, sorgum ditanam
sebagai tanaman sisipan atau tumpang sari dengan padi gogo, kedelai, kacang
tanah atau tembakau, sehingga luas tanaman sorgum yang sesungguhnya agak sulit diukur
Sorgum
sebagai Bahan Pangan dan kesehatan
Sorgum mempunyai
potensi cukup besar sebagai bahan pangan, namun pemanfaatannya belum berkembang
karena pengupasan biji sorgum cukup sulit dilaksanakan. Di Indonesia, biji sorgum
digunakan sebagai bahan makanan substitusi beras, namun karena kandungan
taninnya cukup tinggi (0,40−3,60%), hasil olahannya kurang enak,
masalah ini telah dapat diatasi dengan memperbaiki teknologi pengolahan.
Kandungan nutrisi sorgum juga cukup tinggi
dibanding bahan pangan lainnya, sehingga cukup potensial sebagai bahan pangan
substitusi beras Begitu pula kandungan asam aminonya tidak
kalah dengan bahan makanan lainnya. Beberapa jenis makanan dari sorgum berdasarkan
cara pengolahannya yaitu :
• Makanan sejenis roti tanpa ragi, misalnya
chapati, tortila.
• Makanan sejenis roti dengan ragi,
misalnya injera, kisia, dosai.
• Makanan bentuk bubur kental, misalnya to,
tuwu, ugali, bagobe, sankati.
• Makanan bentuk bubur cair, misalnya ogi,
ugi, ambili, edi.
• Makanan camilan, misalnya pop sorgum,
tape sorgum, emping sorgum.
• Sorgum rebus, misalnya: urap sorgum,som.
• Makanan yang dikukus, misalnya couscous,
wowoto, juadah-sorgum.
Kandungan nutrisi sorgum
dalam 100 g bahan dibanding bahan pangan lainnya
|
|||||||||
Bahan
|
Kalori
|
Protein
|
Lemak
|
karbohidrat (g)
|
air
|
serat
|
Ca
|
P
|
Fe
|
pangan
|
(kal)
|
(g)
|
(g)
|
(%)
|
(%)
|
(mg)
|
(mg)
|
(mg)
|
|
Sorgum
|
332
|
11
|
3,3
|
73
|
11,2
|
2,3
|
28
|
287
|
4,4
|
Ber
|
360
|
7
|
0,7
|
79
|
9,8
|
1
|
6
|
147
|
0,8
|
Jagung
|
361
|
9
|
4,5
|
71
|
13,5
|
2,7
|
9
|
380
|
4,6
|
Kentang
|
83
|
2
|
0,1
|
19
|
|
|
11
|
56
|
0,7
|
Ubi kayu
|
157
|
1,2
|
0,3
|
35
|
63
|
|
33
|
40
|
0,7
|
Ubi jalar
|
123
|
1,8
|
0,7
|
28
|
|
|
30
|
49
|
0,7
|
Terigu
|
365
|
8,9
|
1,3
|
77
|
|
|
16
|
106
|
1,2
|
Sorgum juga dapat menghasilkan biji yang mempunyai kualitas nutrisi sebanding
dengan jagung dan beras, bahkan kandungan proteinnya lebih
tinggi sedangkan kandungan lemaknya lebih rendah. Pemanfaatan biji
Sorgum menjadi berbagai produk pangan
olahan merupakan salah satu upaya untuk mendukung diversifikasi pangan. Pemanfaatan Sorgum dalam bentuk tepung lebih
menguntungkan karena praktis serta mudah diolah menjadi berbagai produk makanan
ringan (basah dan kering), kue, roti dan mie. Nilai nutrisi Sorgum cukup
memadai dengan kandungan protein 8-11 %, namun protein pembentuk glutennya
tidak dapat menyamai terigu. Namun demikian tepung Sorgum dapat mensubstitusikan
terhadap tepung terigu antara 50 – 75 % untuk kue kering & kue basah, kue
basah 30-50 %, Roti 20-25 % dan Mie 15-20 %.
Sebagai
bulir, sorgum dibalut oleh kulit yang keras dan di antara kulit dan biji
terdapat lapisan aleuron yang kaya akan zat-zat gizi, seperti antioksidan;
berbagai jenis mineral, seperti kalsium, lemak yang mengandung asam-asam lemak
tidak jenuh, berbagai jenis vitamin termasuk vitamin E, serat, dan kandungan
protein yang lebih tinggi dari beras. Sorgum mengandung zat besi 7 mg per 100
gram, dan mineral seng yang sangat baik, yaitu 5 mg per
100 gram, yang berarti
mengonsumsi sorgum sebanyak 100 gram per hari sudah dapat memenuhi kebutuhan
tubuh akan zat besi dan seng setiap hari. Banyak publikasi hasil-hasil
penelitian internasional dan nasional yang melaporkan khasiat sorgum bagi
kesehatan yang berhubungan dengan kandungan senyawa bioaktif dalam sorgum,
seperti senyawa fenol, yaitu asam ferulat, dan polifenol yang memberi warna
kecoklatan yang banyak terdapat pada lapisan aleuron sorgum.
Untuk
mempertahankan manfaat sorgum, pengolahan biji ini menjadi ”beras sorgum”
sebaiknya tak melalui penyosohan berlebihan sehingga tidak menghilangkan warna
coklat dan tidak merontokkan lapisan aleuron yang sangat berguna bagi
kesehatan. Khasiat sorgum bagi kesehatan yang dilaporkan termasuk aktivitas
sebagai antikanker dan kemampuannya menurunkan kolesterol darah.
Dari
hasil penelitian dilakukan uji coba untuk mengetahui indeks glisemik, yaitu
kecepatan bubur sorgum dalam meningkatkan kadar gula darah. Dari hasil
penelitian itu ternyata sorgum mempunyai nilai indeks glisemik rendah sebesar
44,69 sehingga baik untuk penderita diabetes dan orang sehat untuk mencegah
terjadinya diabetes.
Penelitian
pada tikus laboratorium memperlihatkan, tikus yang mengonsumsi sorgum mempunyai
sel-sel imun 3,2 sampai 3,4 kali lebih aktif memperbanyak diri, mempunyai
kapasitas antioksidan hati 30 persen lebih tinggi, dan aktivitas enzim-enzim
antioksidan hampir dua kali lebih tinggi. Peningkatan kemampuan sel-sel imun
tubuh memperbanyak diri merupakan indikasi lebih sigapnya sistem kekebalan
tubuh dalam melawan virus dan mikroorganisme lain yang memasuki tubuh.
Enzim-enzim antioksidan ini merupakan enzim yang disintesis oleh tubuh sendiri
untuk mempertahankan diri dari kerusakan oleh radikal bebas.
Oleh
karena itu, konsumsi sorgum yang menaikkan aktivitas tubuh merupakan suatu
pertanda baik dalam mempertahankan kerusakan sel-sel tubuh dan mencegah
terjadinya penyakit degeneratif.
Sorgum sebagai Pakan Ternak
Penggunaan biji sorgum dalam ransum pakan
ternak bersifat suplemen (substitusi) terhadap jagung, karena nilai nutrisinya
tidak berbeda dengan jagung (Tabel dibawah ini)
Komponen nutrisi
|
Jagung
|
Ubi kayu
|
Sorgum
|
Kadar
air (%)
|
11
|
12
|
12
|
Protein (%)
|
9
|
3
|
9,5
|
Serat kasar (%)
|
2,5
|
4
|
2,3
|
Ekstrak ethor (%)
|
4
|
0,69
|
2,5
|
Abu (%)
|
2,2
|
0,5
|
2,3
|
Karbohidrat (%)
|
71
|
75
|
68
|
Pati (%)
|
76
|
79
|
72
|
Energi metabolis:
|
|
|
|
- Unggas (kal/kg)
|
3.385
|
3.750
|
3.250
|
- Sapi (MJ/kg)
|
14,2
|
14,5
|
13,4
|
Kalsium (%)
|
0,02
|
0,25
|
0,11
|
Fosfor (%)
|
0,25
|
0,35
|
0,24
|
Metionin + sistin (%)
|
0,33
|
0,03
|
0,35
|
Lisin
|
0,27
|
0,16
|
0,22
|
Kandungan
nutrisi biji sorgum dan bahan lainnya sebagai pakanternak
Namun
karena kandungan tanin yang cukup tinggi
(0,40−3,60%), biji sorgum hanya digunakan dalam
jumlah terbatas karena dapat mempengaruhi fungsi asam amino dan protein . Biji sorgum dapat diberikan langsung berupa
biji atau diolah terlebih dulu dan dicampur dengan bahan-bahan lain dengan komposisi sebagai berikut: biji
sorgum 55−60%, bungkil kedelai/kacang tanah 20%, tepung ikan 2,50−20%, dan vitamin-mineral 2−8%. Penggunaan sorgum 30−60%
dalam ransum tidak berpengaruh terhadap performa ayam. Sorgum dapat mengganti
seluruh jagung dalam ransum pakan ayam, itik, kambing, babi, dan sapi
tanpa menimbulkan efek samping.
Penggunaan biji sorgum dalam ransum dengan berbagai rasio tidak mempengaruhi
produksi telur dan bobot ayam
Limbah sorgum (daun dan batang segar) dapat dimanfaatkan sebagai
hijauan pakan ternak. Potensi daun sorgum manis sekitar 14−16%
dari bobot segar batang atau sekitar 3 t daun segar/ ha dari total produksi 20
t/ha. Dilaporkan bahwa setiap hektar
tanaman sorgum dapat menghasilkan jerami 2,62 + 0,53 ton bahan kering. Konsumsi
rata-rata setiap ekor sapi adalah 15 kg daun segar/hari (Direktorat Jenderal
Perkebunan 1996). Daun sorgum tidak dapat diberikan secara langsung kepada
ternak, tetapi harus dilayukan dahulu sekitar 2−3
jam.
Nutrisi daun
sorgum setara dengan rumput gajah dan
pucuk tebu. Komposisi kimia dari limbah sorgum dibandingkan dengan limbah
pertanian lainnya disajikan pada Tabel dibawah ini:
Limbah
|
Protein kasar
|
Lemak
|
Serat Kasar
|
Abu
|
BETN*)
|
Daun
|
|
|
|
|
|
- Sorgum
|
7,82
|
2,6
|
28,94
|
11,43
|
40,57
|
- Rumput Gajah
|
6
|
1,8
|
34,25
|
11,79
|
46,84
|
- Pucuk Tebu
|
5,33
|
0,9
|
35,48
|
9,69
|
48,6
|
- Ubi Kayu
|
20,4
|
6
|
22,8
|
9,9
|
40,9
|
Jerami
|
|
|
|
|
|
- Sorgum
|
4,4
|
1,6
|
32,3
|
8,9
|
52,8
|
- Padi
|
4,5
|
1,5
|
28,8
|
20
|
45,2
|
- Jagung
|
7,4
|
1,5
|
27,8
|
10,8
|
53,1
|
- Kacang Tanah
|
11,1
|
1,8
|
29,9
|
18,7
|
38,2
|
- Kedelai
|
10,6
|
2,8
|
36,3
|
7,6
|
42,8
|
- Ubi Jalar
|
11,3
|
2,5
|
24,9
|
14,5
|
46,8
|
*)BETN = bahan ekstrak tanpa nitrogen.
Komposisi
nutrisi limbah sorgum dan bahan lainnya sebagai pakan ternak (% bahan kering).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar