Jumat, Maret 16, 2012

Kunjungan Kunjungan di Areal "Learning Centre"

Kunjungan Team Pasca panen dari Pusat

 Temu TeknologiPelaksana GP3K/Kawalan Pangan NTB


Temu Teknologi Peserta GP3K/Kawalan Pangan


Kamis, Maret 15, 2012

Dokumentasi Kegiatan dalam Areal "Learning Centre"




Bpk Ir L. M Syafriari (Pengarah Kegiatan Learning Centre) dengan Ketua Gapoktan Bismillah H. Saupi



Suasana Pembekalan Peserta Kelompok Tani yang berkunjung dalam Temu Teknologi 




Kunjungan Lapang dan penjelasan Langsung Ketua Gapoktan "Bismillah" H. Saupi





Kunjungan Kerja Bapak Wakil Menteri Pertanian RI, Wakil Gubernur dan Wakil Bupati Lombok Tengah Di Lokasi Learning Centre"



 Bapak Wakil Menteri Pertanian RI, Wakil Gubernur dan Wakil Bupati Lombok Tengah mendapat penjelasan dari Ketya gapoktan "Bismillah"

Senin, Maret 12, 2012

SEKAPUR SIRIH "LEARNING CENTRE"

Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) yang XXX pada tanggal 20 Oktober 2010 di Puyung Lombok Tengah yang lalu – tepatnya di hamparan sawah Gabungan Kelompok tani “Gapoktan Bismillah”. Pada saat itu Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. H. Zainul Majdi, MA dalam sambutannya menyampaikan bahwa “Meskipun NTB telah menjadi Lumbung Pangan Nasional, kita tidak boleh cepat merasa puas, tapi harus tetap mempertahankan bahkan harus dapat ditingkatkan lagi baik kuantitas maupun kualitasnya dengan mengoptimalkan semua potensi sumber daya yang ada. Untuk itu semua pemangku amanah (stakeholdres) dapat meningkatkan sinergisitasnya sehingga program swasembada pangan berkelanjutan dapat kita wujudkan.
       Berdasarkan amanat Bapak Gubernur NTB tersebut, hingga saat ini Gapoktan Bismillah terus menerus berinovasi dan bersinergi dengan semua pemangku amanah untuk senantiasa belajar dan belajar bersama agar  kesenjangan produksi potensial padi dengan produksi potensialnya tidak terlalau jauh berbeda melalui berbagai aplikasi teknologi yang aplikabel dapat dilaksanakan oleh petani.
            Kesenjangan produksi tersebut ditengarai kerena beberapa hal seperti penggunaan benih, pupuk, cara bertanam, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan panen/pasca panen. Untuk itu inovasi teknologi yang dilaksanakan pada lahan sawah Gapoktan Bismillah ini mengintegrasikan penggunaan benih unggul nasional baru (INPARI) dan cara bertanam (jajar legowo) dengan teknis pengendalian  OPT yang komperhensif.  Melihat animo petani atau kelompok tani yang datang berkunjung dan belajar setiap hari cukup banyak, baik yang berasal dari NTB maupun luar NTB maka terpikir bahwa pada lokasi ini/hamparan sawah Gapoktan Bismillah ini (Ex HPS) kita jadikan sebagai tempat “Pusat Pembelajaran/Learning Center” karena beberapa sarana prasarana yang cukup memadai.
Tujuan Wahana Learning Centre adalah Media untuk Transfer Teknologi dan mempercepat penerapan komponen teknologi spesifik lokasi khususnya budidaya padi oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan  keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung peningkatan produksi padi nasional, Media untuk saling berbagi inovasi teknologi diantara petani, Media Komunikasi antara pemangku amanah (Stake Holder) seperti pelaku usaha, Penyuluh, Peneliti Pemerintah dan lainya, Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi nasional

Minggu, Maret 11, 2012

INPARI 13 VARIETAS UNGGUL BARU PENUH HARAPAN DAN TANTANGAN


Inpari 13, padi Sangat Genjah dan Tahan Wereng Coklat
Hama wereng coklat yang baru-baru ini dilaporkan telah merusak sebagian pertanaman padi dibeberapa sentra produksi perlu segera dikendalikan agar tidak mengganggu ketahanan pangan nasional. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah merakit padi tahan hama wereng coklat, dilepas dengan nama Inpari 13. Selain tahan wereng coklat, varietas unggul baru ini berumur sangat genjah, hasil tinggi, dan rasa nasinya enak.


Kebutuhan beras di Indonesia terus meningkat, sementara kendala yang dihadapi petani dalam berproduksi semakin beragam, seperti konversi lahan sawah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Akhir-akhir ini, hama wereng coklat yang menjadi musuh petani pun telah merusak pertanaman padi dibeberapa sentra produksi. Untuk melanggengkan ketahanan pangan nasional, hama penting ini perlu dikendalikan dengan seksama. Salah satu alternatif dalam mengendalikan hama wereng coklat adalah menanam varietas tahan dan berumur genjah.


Varietas unggul padi sawah yang berkembang di petani hingga saat ini rata-rata berumur genjah sampai sedang (110-124 hari). Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) telah melakukan suatu terobosan dalam perakitan varietas unggul baru, dengan menghasilkan varietas padi sangat genjah dan tahan wereng coklat. Varietas unggul tersebut dilepas pada akhir tahun 2009 dengan nama Inpari 13 (Inpari = Inbrida Padi Irigasi). Varietas unggul baru ini dapat dipanen pada umur 103 hari. Selain sangat genjah dan tahan wereng coklat, Inpari 13 juga berdaya hasil tinggi. Selama pengujian di beberapa lokasi, varietas unggul baru ini mampu berproduksi 8,0 t/ha dengan rata-rata 6,59 t/ha. Penampilan Agronomis
Inpari 13 merupakan hasil persilangan galur OM606 dan IR18348-36-3-3. Postur tanamannya pendek, rata-rata 103 cm, lebih pendek dibandingkan dengan IR64 dan Ciherang masing-masing dengan tinggi tanaman 115-126 cm dan 107-125 cm. Jumlah anakan produktifnya cukup banyak, rata-rata 17 batang per rumpun, setara dengan Ciherang (14-17 batang) . Sama dengan IR64 dan Ciherang, Inpari 13 juga memiliki pertumbuhan daun tegak sehingga relatif dapat menghambat burung saat memakan gabah pada malai. Mutu Beras Sebagian besar masyarakat menyukai tekstur nasi yang pulen, seperti tekstur nasi Ciherang dan IR64.Tekstur nasi Inpari 13 juga pulen dengan kadar amilosa 22,4%,  sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kadar amilosa varietas IR64 dan Ciherang (23%). Sama dengan IR64 dan Ciherang, bentuk beras Inpari 13 juga panjang dan ramping. Warna gabah kuning bersih dengan tingkat kerontokan sedang sehingga relatif memudahkan petani dalam proses perontokan. Bobot 1.000 butir gabah Inpari 13 adalah 25,2 g. Tahan Wereng Coklat dan Blas Wereng coklat merupakan hama tanaman padi yang merugikan petani.Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi hama ini. Kelompok peneliti pemuliaan tanaman bekerja sama dengan kelompok peneliti hama dan penyakit tanaman padi di BB Padi berupaya merakit varietas yang tahan hama wereng coklat. Selama pengujian, Inpari 13 terbukti tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 1, 2, dan 3, lebih baik dari varietas IR64 dan Ciherang yang hanya tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 dan atau biotipe 2.


Selain tahan hama wereng coklat, Inpari 13 juga tahan penyakit blas yang juga dapat menyebabkan turunnya produksi padi.Varietas unggul baru yang berumur sangat genjah ini cocok ditanam di lahan sawah irigasi hingga ketinggian 600 m di atas pemukaan laut (Rozakurniati).


sumber:  Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jalan Raya No. 9 Sukamand