Blog untuk sharing informasi tentang dunia pertanian dalam makna luas dan berkelanjutaan serta artikel menarik tentang seputar teknologi dalam era kekinian dan up to date, email: tampanhorti@gmail.com contack pada +62819107156420 ATAU 081339364013, bloger: Rahmadi Irwinsyah
Jumat, Maret 16, 2012
Kamis, Maret 15, 2012
Dokumentasi Kegiatan dalam Areal "Learning Centre"
Bpk Ir L. M Syafriari (Pengarah Kegiatan Learning Centre) dengan Ketua Gapoktan Bismillah H. Saupi
Suasana Pembekalan Peserta Kelompok Tani yang berkunjung dalam Temu Teknologi
Kunjungan Lapang dan penjelasan Langsung Ketua Gapoktan "Bismillah" H. Saupi
Kunjungan Kerja Bapak Wakil Menteri Pertanian RI, Wakil Gubernur dan Wakil Bupati Lombok Tengah Di Lokasi Learning Centre"
Bapak Wakil Menteri Pertanian RI, Wakil Gubernur dan Wakil Bupati Lombok Tengah mendapat penjelasan dari Ketya gapoktan "Bismillah"
Senin, Maret 12, 2012
SEKAPUR SIRIH "LEARNING CENTRE"
Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) yang XXX pada tanggal 20
Oktober 2010 di Puyung Lombok Tengah yang lalu – tepatnya di hamparan sawah Gabungan
Kelompok tani “Gapoktan Bismillah”. Pada saat itu Gubernur Nusa Tenggara
Barat Dr. H. Zainul Majdi, MA dalam sambutannya menyampaikan bahwa “Meskipun
NTB telah menjadi Lumbung Pangan Nasional, kita tidak boleh cepat merasa puas,
tapi harus tetap mempertahankan bahkan harus dapat ditingkatkan lagi baik
kuantitas maupun kualitasnya dengan mengoptimalkan semua potensi sumber daya
yang ada. Untuk itu semua pemangku amanah (stakeholdres)
dapat meningkatkan sinergisitasnya sehingga program swasembada pangan
berkelanjutan dapat kita wujudkan.
Berdasarkan
amanat Bapak Gubernur NTB tersebut, hingga saat ini Gapoktan Bismillah
terus menerus berinovasi dan bersinergi dengan semua pemangku amanah untuk
senantiasa belajar dan belajar bersama agar kesenjangan produksi potensial padi dengan produksi
potensialnya tidak terlalau jauh berbeda melalui berbagai aplikasi teknologi
yang aplikabel dapat dilaksanakan
oleh petani.
Kesenjangan produksi
tersebut ditengarai kerena beberapa hal seperti penggunaan benih, pupuk, cara bertanam,
pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan panen/pasca panen. Untuk
itu inovasi teknologi yang dilaksanakan pada lahan sawah Gapoktan Bismillah
ini mengintegrasikan penggunaan benih unggul nasional baru (INPARI) dan cara
bertanam (jajar legowo) dengan teknis pengendalian OPT yang komperhensif. Melihat animo petani atau kelompok tani yang datang berkunjung dan
belajar setiap hari cukup banyak, baik yang berasal dari NTB maupun luar NTB
maka terpikir bahwa pada lokasi ini/hamparan sawah Gapoktan Bismillah
ini (Ex
HPS) kita jadikan sebagai tempat “Pusat
Pembelajaran/Learning Center”
karena beberapa sarana prasarana yang cukup memadai.
Tujuan Wahana Learning Centre adalah Media
untuk Transfer Teknologi dan mempercepat penerapan komponen teknologi spesifik
lokasi khususnya budidaya padi oleh petani sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam
mengelola usahataninya untuk mendukung peningkatan produksi padi nasional, Media
untuk saling berbagi inovasi teknologi diantara petani, Media Komunikasi antara
pemangku amanah (Stake Holder)
seperti pelaku usaha, Penyuluh, Peneliti Pemerintah dan lainya, Memfasilitasi
dan memediasi stakeholders terkait
dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi nasional
Minggu, Maret 11, 2012
INPARI 13 VARIETAS UNGGUL BARU PENUH HARAPAN DAN TANTANGAN
Hama wereng coklat yang baru-baru ini dilaporkan telah merusak sebagian pertanaman padi dibeberapa sentra produksi perlu segera dikendalikan agar tidak mengganggu ketahanan pangan nasional. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah merakit padi tahan hama wereng coklat, dilepas dengan nama Inpari 13. Selain tahan wereng coklat, varietas unggul baru ini berumur sangat genjah, hasil tinggi, dan rasa nasinya enak.
Kebutuhan beras di Indonesia terus meningkat, sementara kendala yang dihadapi petani dalam berproduksi semakin beragam, seperti konversi lahan sawah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Akhir-akhir ini, hama wereng coklat yang menjadi musuh petani pun telah merusak pertanaman padi dibeberapa sentra produksi. Untuk melanggengkan ketahanan pangan nasional, hama penting ini perlu dikendalikan dengan seksama. Salah satu alternatif dalam mengendalikan hama wereng coklat adalah menanam varietas tahan dan berumur genjah.
Varietas unggul padi sawah yang berkembang di petani hingga saat ini rata-rata berumur genjah sampai sedang (110-124 hari). Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) telah melakukan suatu terobosan dalam perakitan varietas unggul baru, dengan menghasilkan varietas padi sangat genjah dan tahan wereng coklat. Varietas unggul tersebut dilepas pada akhir tahun 2009 dengan nama Inpari 13 (Inpari = Inbrida Padi Irigasi). Varietas unggul baru ini dapat dipanen pada umur 103 hari. Selain sangat genjah dan tahan wereng coklat, Inpari 13 juga berdaya hasil tinggi. Selama pengujian di beberapa lokasi, varietas unggul baru ini mampu berproduksi 8,0 t/ha dengan rata-rata 6,59 t/ha. Penampilan Agronomis
Inpari 13 merupakan hasil persilangan galur OM606 dan IR18348-36-3-3. Postur tanamannya pendek, rata-rata 103 cm, lebih pendek dibandingkan dengan IR64 dan Ciherang masing-masing dengan tinggi tanaman 115-126 cm dan 107-125 cm. Jumlah anakan produktifnya cukup banyak, rata-rata 17 batang per rumpun, setara dengan Ciherang (14-17 batang) . Sama dengan IR64 dan Ciherang, Inpari 13 juga memiliki pertumbuhan daun tegak sehingga relatif dapat menghambat burung saat memakan gabah pada malai. Mutu Beras Sebagian besar masyarakat menyukai tekstur nasi yang pulen, seperti tekstur nasi Ciherang dan IR64.Tekstur nasi Inpari 13 juga pulen dengan kadar amilosa 22,4%, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kadar amilosa varietas IR64 dan Ciherang (23%). Sama dengan IR64 dan Ciherang, bentuk beras Inpari 13 juga panjang dan ramping. Warna gabah kuning bersih dengan tingkat kerontokan sedang sehingga relatif memudahkan petani dalam proses perontokan. Bobot 1.000 butir gabah Inpari 13 adalah 25,2 g. Tahan Wereng Coklat dan Blas Wereng coklat merupakan hama tanaman padi yang merugikan petani.Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi hama ini. Kelompok peneliti pemuliaan tanaman bekerja sama dengan kelompok peneliti hama dan penyakit tanaman padi di BB Padi berupaya merakit varietas yang tahan hama wereng coklat. Selama pengujian, Inpari 13 terbukti tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 1, 2, dan 3, lebih baik dari varietas IR64 dan Ciherang yang hanya tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 dan atau biotipe 2.
Selain tahan hama wereng coklat, Inpari 13 juga tahan penyakit blas yang juga dapat menyebabkan turunnya produksi padi.Varietas unggul baru yang berumur sangat genjah ini cocok ditanam di lahan sawah irigasi hingga ketinggian 600 m di atas pemukaan laut (Rozakurniati).
sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jalan Raya No. 9 Sukamand
Langganan:
Postingan (Atom)